Film merupakan contoh dari produk multimedia, b ahkan, konten-konten yang ada di sosial media pun, baik itu gambar maupun video, juga term...

Mempelajari Alur Praproduksi Produk Multimedia

 Film merupakan contoh dari produk multimedia, bahkan, konten-konten yang ada di sosial media pun, baik itu gambar maupun video, juga termasuk produk multimedia. Teman-teman apakah yang dimaksud dengan multimedia?



selain sebagai hiburan, multimedia juga bisa digunakan untuk memberikan informasi kepada penggunanya. Penggunaan multimedia ternyata lebih efektif dalam menyampaikan suatu informasi. Alasannya karena multimedia dapat merangsang beberapa indra manusia, seperti penglihatan, pendengaran, sampai penciuman.

Dalam alur produksi produk multimedia, terbagi menjadi tiga tahapan, yaitu proses praproduksi, produksi, dan pascaproduksi. Ketiga alur tersebut, termasuk ke dalam Standar Operasional Prosedur (SOP). SOP sendiri merupakan prosedur atau tahapan pekerjaan yang harus dilakukan sesuai dengan standar yang sudah ditentukan.

apa itu praproduksi? Praproduksi atau sering disebut juga pre production merupakan tahap awal dari proses produksi. Di tahap ini, kita akan mempersiapkan segala macam hal yang akan diperlukan untuk proses produksi. Jika di analogikan misalnya kamu ingin memasak sesuatu, maka tahap kamu membeli bahan-bahannya dan mempersiapkan peralatan masaknya, itu semua yang dimaksud dengan tahap praproduksi.


Kenapa harus dipersiapkan secara matang? Alasannya karena tahap praproduksi memiliki peran penting terhadap kesuksesan atau kelancaran proses produksi. Oleh karena itu, tahap ini membutuhkan waktu yang lumayan panjang, dibandingkan dengan tahap produksi dan pascaproduksi. Hampir 70% dari kegiatan produksi produk multimedia itu dikerjakan di tahap praproduksi.


proses praproduksi ini terbagi menjadi sembilan tahapan. Kita akan membahas satu per satu setiap tahapannya secara rinci.

Menentukan Ide dan Konsep

Tahapan yang pertama adalah menentukan ide dan konsep. Ide merupakan gagasan awal yang nantinya akan direalisasikan ke produk yang ingin diproduksi. Ide dapat diperoleh dari mana saja, bisa dari imajinasi, hobi, pengalaman, buku, film, atau lingkungan sekitar. Dari ide ini, kita akan mengetahui, produk seperti apa yang ingin kita produksi.

Setelah menemukan ide, kita bisa mengembangkannya menjadi sebuah konsep. Kita akan menentukan, seperti apa bentuk dan gaya pengemasan produk yang ingin kita buat, siapa saja target penontonnya, dan pesan apa yang ingin disampaikan.

Kamu punya ide ingin membuat video mukbang (makan-makan), kamu harus tentukan dulu konsep videonya mau seperti apa. Apakah mukbang biasa di rumah, mukbang ke tempat makan, atau sambil membuat vlog, misalnya jalan-jalan ke food festival. Pastinya, dari ketiga pilihan konsep tersebut, akan menghasilkan video yang berbeda, dari segi pengambilan gambar, background musik, kostum, dan lain sebagainya.

Tentunya, ide dan konsep yang menarik akan menghasilkan produk yang menarik juga.

Membuat Naskah

Selanjutnya, ada tahap pembuatan naskah. Tahap ini juga tidak kalah penting dari tahap sebelumnya. Pada pembuatan video atau film, naskah bisa dijadikan acuan dalam proses produksi. Tanpa adanya naskah, bisa-bisa, cerita yang ingin disampaikan tidak bisa tersusun dengan baik.

Naskah adalah bentuk tertulis dari gagasan atau ide yang menyangkut penggabungan antara suara dan gambar, sebagai pedoman dalam pembuatan film, sinetron atau program televisi. Beberapa pakar sinematografi mengatakan bahwa naskah itu adalah jiwa dan darah dari sebuah produk video.Jadi apakah fungsi naskah itu?



kamu harus mengetahui juga, naskah ditulis secara bertahap, dimulai dari menentukan ide cerita. Setelah menentukan ide, maka perlu dilakukan riset. Riset ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi terkait cerita yang akan ditulis. Riset bisa dilakukan melalui internet, buku, wawancara, atau datang ke lokasi langsung yang nantinya akan digunakan sebagai latar tempat cerita.

Setelah itu, langkah selanjutnya adalah membuat ringkasan cerita (sinopsis). Sinopsis berisi garis besar jalan cerita, meliputi pengenalan karakter para tokoh, konflik cerita, klimaks, dan penyelesaian masalah. Setelah mengetahui gambaran cerita secara garis besar, cerita mulai disusun berdasarkan urutan adegannya (scene). Tahap ini disebut dengan pembuatan outline.

Lalu, dari outline, akan dikembangkan lagi menjadi treatment, yaitu uraian mengenai segala urutan kejadian secara rinci, mulai dari kemunculan gambar, sampai berakhirnya cerita. Treatment biasanya digunakan saat membuat naskah film.


setelah treatment tersusun dengan baik, maka langkah terakhir adalah membuat naskah. Naskah sendiri terbagi menjadi dua jenis, yaitu naskah 1 kolom (wide margin) dan naskah 2 kolom.


Berikut ini, merupakan contoh naskah 2 kolom.


Membentuk Tim Produksi

Tahap yang ketiga adalah membentuk tim produksi. Seorang content creator mungkin saja bisa membuat karya seorang diri, tanpa bantuan tim. Tapi, hal itu tentu membutuhkan waktu dan usaha yang luar biasa, dalam skala produksi produk multimedia yang lebih besar, seperti pembuatan film atau video klip, kita pasti membutuhkan sebuah tim produksi. Mustahil jika semua kegiatan produksi dikerjakan oleh satu orang saja.

Biasanya, tim atau kru produksi terbagi menjadi dua kelompok, yaitu tim kreatif dan tim teknis. Apakah perbedaannya? Baik, jadi, tim kreatif adalah tim yang bertanggung jawab untuk menghasilkan ide-ide menarik yang bisa memikat konsumen atau penonton. Sementara itu, tim teknis adalah tim yang bertanggung jawab dalam urusan teknis produksi. Masing-masing tim terbagi peran-perannya. Apa sajakah perannya, perhatikan gambar berikut ini!


Membuat Panduan Gambar

Tahap berikutnya adalah membuat panduan gambar. Maksud panduan gambar itu bagaimana?, sederhananya, panduan gambar bisa diartikan sebagai gambar-gambar yang dijadikan referensi atau contoh untuk memvisualisasikan suatu adegan. Misalnya, dalam sebuah cerita, terdapat adegan dengan latar “kantin sekolah saat jam istirahat”. Maka, panduan gambarnya bisa berupa kantin sekolah yang ramai dikunjungi siswa. Ada banyak siswa yang sedang makan, berbincang, atau mengantri makanan. 

Dalam proses praproduksi, panduan gambar biasanya berupa storyboardStoryboard sendiri adalah sketsa gambar yang disusun secara berurutan sesuai naskah cerita. Dengan storyboard, penulis cerita dapat membuat seseorang membayangkan alur cerita melalui gambar-gambar yang disajikan, sehingga dapat menghasilkan persepsi yang sama mengenai ide cerita yang ingin disampaikan penulis.



Storyboard berisi informasi mengenai audio dan video. Pada bagian audio berisi tentang uraian audio yang akan digunakan. Uraian ini bisa berupa narasi, dialog, musik ilustrasi, atau sound effect. Sedangkan pada bagian video berisi tentang gambaran adegan dengan menyisipkan ilustrasi. Bisa juga diperjelas dengan menambahkan keterangan berupa teks dari adegan yang ingin diilustrasikan, disertai dengan shot dan angle yang digunakan.



selain storyboard, ada juga media lain yang dapat digunakan sebagai panduan gambar, Kamu bisa menggunakan floor planFloor plan ini bentuknya seperti denah yang menggambarkan posisi kamera dan pemain dari atas. Tentunya, dalam floor plan juga terdapat jenis-jenis shot dan angle yang akan digunakan.

Selain itu, kamu juga bisa menggunakan photo board (papan foto). Bentuk photo board kurang lebih sama seperti storyboard. Bedanya, kalo photo board bukan berupa ilustrasi gambar, melainkan foto. Kamu bisa mengambil beberapa foto yang dapat menggambarkan adegan dalam cerita.



Membuat Jadwal Produksi

Selanjutnya, kita masuk ke tahap pembuatan jadwal produksi (working schedule). Working schedule merupakan jadwal tahapan kerja secara keseluruhan, mulai dari tahap praproduksi, produksi, hingga pascaproduksi. Working schedule ini biasanya dibuat oleh seorang produser, berisi tugas-tugas yang harus dikerjakan oleh tim produksi dan target waktu yang harus dipenuhi.

Kamu harus mengetahui, working schedule penting sekali untuk dibuat. Kenapa begitu? Alasannya karena working schedule bisa digunakan sebagai laporan perkembangan, sehingga hasil kerja setiap tim produksi dapat terpantau. Hal ini, tentu bertujuan agar kegiatan produksi dapat berjalan sesuai waktunya. Jadi, dapat menghindari terjadinya pemborosan biaya.


Menentukan Peralatan Produksi

Setelah itu, kita akan menentukan perlengkapan apa saja yang dibutuhkan untuk proses produksi nantinya. Tahap ini, harus dipikirkan baik-baik, ya. Jangan sampai, ketika proses shooting nanti, ada beberapa peralatan yang belum ada. Atau bahkan, ada perlengkapan yang seharusnya tidak terlalu dibutuhkan, tapi justru dibeli begitu saja. Jikalau sudah begitu, proses produksi jadi akan terhambat dan biaya produksi juga tidak bisa dikeluarkan secara optimal.

Berikut ini terdapat beberapa perlengkapan yang biasa digunakan dalam proses produksi audio video.

Mencari Pemain dan Lokasi

Selain menentukan perlengkapan produksi, kita juga perlu mencari pemain dan lokasi untuk keperluan shooting nanti, kamu pasti pernah mendengar istilah castingkanCasting adalah proses pemilihan pemain atau aktor untuk memerankan sebuah karakter pada cerita. Di tahap sebelumnya kita sudah membuat naskah. Dari naskah tersebut, bisa kita bedah, karakter apa  saja yang dibutuhkan.

Dalam produksi film, sebelum melakukan casting, sutradara dan penulis naskah biasanya akan memformulasikan atau menyusun 3 dimensi tokoh. Jadi, masing-masing tokoh penting dalam cerita akan dibedah (breakdown) 3 dimensi tokohnya. Tujuannya, agar si tokoh atau pemain dapat lebih menghayati peran yang dimainkan. 3 dimensi tokoh ini meliputi segi fisiologis, psikologis, dan sosiologis.


Proses casting biasanya dilakukan melalui dua cara, yaitu screen test atau audisi terbuka (open casting). Pada screen test, biasanya sutradara sudah memiliki pandangan, siapa saja orang yang cocok untuk memerankan karakter dalam cerita. Kemudian, sutradara dan casting director akan mengundang orang yang dianggap cocok tersebut untuk melakukan uji kecocokan, dengan memberikan naskah dan meminta orang tersebut untuk memerankan satu atau dua adegan.

Sementara itu, pada open casting, cara pemilihan pemain dilakukan dengan mengadakan audisi secara terbuka. Jadi, siapa saja bisa mengikuti audisi tersebut. Informasi open casting ini biasanya akan disebarkan melalui sosial media. Sama halnya dengan screen test, sutradara dan casting director akan memberikan naskah pada peserta dan memintanya untuk memerankan beberapa adegan. Siapa yang pernah coba ikut open casting?

Dalam proses casting, akan dilakukan perekaman. Dari hasil rekaman tersebut, nantinya akan dipilih, siapa saja yang paling cocok untuk menjadi pemain.

Jika proses pemilihan pemain disebut dengan casting, maka proses pencarian lokasi bisa kita sebut dengan istilah hunting locationHunting location ini bertujuan untuk mencari lokasi shooting yang pas dan dapat menginterpretasikan kebutuhan set dalam naskah. Mencari lokasi shooting nggak bisa dilakukan sembarangan, ya. Kamu perlu memperhatikan beberapa hal, di antaranya sebagai berikut:



 Setelah lokasi sudah fix nih, maka tim produksi akan mengunjungi lokasi tersebut. Proses ini disebut dengan reece, yaitu proses mengunjungi lokasi yang sudah siap secara lookmood, dan administrasi. Pada proses ini, kita tidak hanya lihat-lihat saja, tapi juga menentukan hal-hal teknis di lapangan, seperti menentukan blocking dan penempatan adegan, menentukan teknis kamera dan lighting, memperhatikan adanya gangguan suara, serta menentukan layout set dan properti.

Jangan lupa juga untuk mengambil beberapa foto dan video saat proses hunting location dan reece. Kamu juga perlu mengecek keadaan lokasi sesuai waktu pada adegan. Misalnya, ada adegan yang berlangsung pada malam hari, maka kamu harus melihat lokasi di malam hari juga, untuk mendapat gambaran keadaan sebenarnya.

Merinci Anggaran Biaya Produksi

Kita masuk ke tahap selanjutnya ya, yaitu merinci anggaran biaya produksi (breakdown budget). Breakdown budget adalah rincian keseluruhan dana yang digunakan untuk proses produksi. Masing-masing departemen pada tim produksi akan membuat rencana anggaran biaya, mulai dari proses praproduksi sampai pascaproduksi. Kemudian, rencana anggaran biaya tersebut akan disusun menjadi breakdown budget oleh produser.

Kamu perlu khawatir jika breakdown budget yang sudah kamu susun, Tidak sesuai dengan kondisi di lapangan nanti. Pada dasarnya, breakdown budget hanyalah sebuah perkiraan. Artinya, bisa saja, di situasi real, akan terjadi pembengkakan biaya produksi. Jika mengalami kondisi seperti itu, kamu bisa berdiskusi dengan tim untuk mendapatkan jalan keluar yang terbaik.

Melakukan Reading dan Rehearsal

Akhirnya, sampai juga pada tahap terakhir dalam proses praproduksi produk multimedia, yaitu melakukan reading dan rehearsal. Setelah naskah sudah siap dan para pemain sudah ditentukan, maka saatnya untuk melakukan reading, yaitu proses pengarahan para pemain sesuai dengan konsep dan skenario dari sutradara. Reading dilakukan secara bersama-sama dengan membaca skenario sesuai dengan porsi perannya masing-masing yang dibimbing oleh sutradara. Reading penting sekali dilakukan oleh para pemeran agar dapat mendalami karakter yang dimainkan.

Setelah melakukan reading, maka langkah selanjutnya adalah latihan (rehearsal). Latihan ini, dilakukan baik dalam bentuk pengolahan emosi dan dialog, maupun latihan blocking pemain dan kamera. Sutradara biasanya akan mengarahkan para aktor saat melakukan rehearsal. Di tahap rehearsal ini juga, penata gambar bisa merancang angle dan pergerakan kamera. Tapi, nggak semua adegan akan dilatih dalam rehearsal, ya. Hanya adegan-adegan yang dirasa sulit atau adegan yang melibatkan banyak dialog saja.

Oke, selesai sudah materi kita kali ini. Banyak juga ya yang dibahas. Agar kamu dapat mengingat alur atau proses praproduksi yang sudah dijelaskan di atas tadi, berikut adalah sedikit rangkuman keseluruhan pembelajaran pada materi ini.















































0 comments: